Usia Harapan Hidup: Fakta dan Proyeksi Masa Depan
Beberapa waktu lalu, saya sedang duduk santai di sebuah kedai kopi dengan dua teman lama. Obrolan kami awalnya ringan, mulai dari dinamika kerja di kantor hingga cerita orang tua zaman dulu yang katanya panjang umur.
“Saya yakin orang zaman dulu itu umurnya lebih panjang, Win,” kata salah satu teman saya sambil menyeruput kopinya. “Buktinya banyak kakek-nenek yang dulu hidup sampai 90 tahun lebih. Sekarang, orang kayaknya lebih cepat sakit-sakitan.”
Teman saya yang satu lagi mengangguk setuju. “Iya, orang zaman dulu kuat-kuat. Jarang sakit kanker, jantung, atau diabetes,” katanya mantap.
Saya hanya tersenyum. “Kalian tahu nggak, sebenarnya usia harapan hidup kita sekarang justru lebih panjang daripada orang zaman dulu?”
Mereka berdua langsung memandang saya penuh rasa penasaran. Di situlah saya mengeluarkan ponsel dan menunjukkan grafik data usia harapan hidup manusia sejak 1800 hingga sekarang.
Fakta Usia Harapan Hidup Sejak 1800
Berdasarkan data Our World in Data, angka rata-rata usia harapan hidup manusia memang rendah sekali pada 1800-an. Rata-rata orang hanya hidup sekitar 28–32 tahun.
Angka ini kemudian meningkat perlahan pada awal 1900-an menjadi sekitar 30–35 tahun. Lonjakan besar terjadi setelah 1950, saat rata-rata usia harapan hidup dunia naik ke kisaran 45–50 tahun.
Di tahun 2000-an, angka ini terus menanjak, mencapai sekitar 67–69 tahun. Data terbaru menunjukkan rata-rata usia harapan hidup global kini berada di kisaran 72–73 tahun. Bahkan di negara-negara maju seperti Jepang, Swiss, atau Singapura, orang bisa hidup hingga 84–85 tahun.
Inilah yang banyak orang salah kaprah. Dulu memang ada kakek-nenek yang usianya panjang. Namun, mereka hanya pengecualian, bukan rata-rata. Sementara mayoritas orang zaman dulu meninggal muda karena penyakit, kelaparan, atau infeksi.
Kenapa Usia Harapan Hidup Dulu Pendek?
Banyak faktor membuat usia harapan hidup di masa lalu sangat rendah:
- Tingginya Angka Kematian Bayi. Sekitar 40% anak meninggal sebelum ulang tahun kelima pada 1800-an.
- Penyakit Menular. Tanpa vaksin, antibiotik, atau pengetahuan medis memadai, wabah seperti kolera, cacar, dan TBC mudah merenggut nyawa.
- Kurangnya Sanitasi dan Gizi. Air bersih, toilet, dan gizi seimbang adalah kemewahan pada masa itu.
- Perang dan Kelaparan. Dua hal ini sering memusnahkan populasi secara tiba-tiba.
Karena banyak orang meninggal muda, rata-rata usia harapan hidup jadi rendah. Meski ada beberapa orang yang hidup hingga 80 atau 90 tahun, jumlahnya sedikit sekali.
Kenapa Usia Harapan Hidup Meningkat?
Lonjakan usia harapan hidup sejak 1900-an disebabkan oleh banyak kemajuan:
- Penemuan Vaksin. Vaksin cacar, polio, campak, dan lain-lain menyelamatkan jutaan jiwa.
- Antibiotik. Penemuan penisilin pada 1928 mengubah dunia medis.
- Perbaikan Sanitasi. Toilet, air bersih, dan pengelolaan limbah menurunkan angka penyakit.
- Kemajuan Teknologi Medis. Alat diagnosis canggih membantu deteksi dini penyakit.
- Gizi Lebih Baik. Pengetahuan soal nutrisi membuat orang hidup lebih sehat.
- Pendidikan. Semakin banyak orang paham cara menjaga kesehatan.
Semua faktor ini membuat semakin banyak orang yang dulunya berisiko meninggal muda kini bisa bertahan hidup lebih lama.
Proyeksi Usia Harapan Hidup ke Depan
Para ahli memprediksi usia harapan hidup global masih akan naik, meski lebih lambat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan rata-rata usia harapan hidup dunia akan mencapai 74–75 tahun dalam dekade mendatang.
Namun, beberapa tantangan mengintai:
- Penyakit Tidak Menular. Diabetes, hipertensi, kanker, menjadi penyebab kematian terbesar di banyak negara.
- Penuaan Populasi. Semakin banyak orang lanjut usia, risiko penyakit degeneratif meningkat.
- Perubahan Iklim. Bencana alam, gelombang panas, dan kelangkaan pangan bisa memengaruhi kesehatan.
Di sisi lain, teknologi medis seperti terapi gen, pengobatan presisi, dan kecerdasan buatan (AI) di bidang kesehatan memberi harapan baru. Siapa tahu, beberapa dekade lagi usia harapan hidup manusia rata-rata bisa mendekati 80 tahun di tingkat global, bahkan mungkin lebih.
Kesimpulan: Hidup Kita Semakin Panjang
Setelah saya menjelaskan panjang lebar, dua teman saya hanya mengangguk-angguk. Salah satu dari mereka berkata, “Berarti yang kita lihat dulu itu hanya orang-orang luar biasa yang usianya panjang ya? Sementara banyak orang zaman dulu yang nggak sempat tua?”
Saya mengangguk sambil menutup ponsel. “Betul sekali. Jadi bersyukurlah kita hidup di zaman sekarang, di mana peluang hidup panjang lebih besar untuk semua orang, bukan hanya segelintir orang kuat.”
Referensi
- Our World in Data. Life Expectancy. https://ourworldindata.org/life-expectancy
- WHO. World Health Statistics 2023. https://www.who.int/data/gho/publications/world-health-statistics
- UN DESA Population Division. World Population Prospects 2022. https://population.un.org/wpp/