Ultra-Processed Foods Picu Risiko Stroke dan Penurunan Kognitif

Ultra-Processed Foods Picu Risiko Stroke dan Penurunan Kognitif

May 30, 2025 Health 0
Ultra-Processed Foods Picu Risiko Stroke dan Penurunan Kognitif

Ultra-processed Foods dan Risiko Kesehatan Otak

Ultra-processed foods atau makanan ultra-proses kini terbukti tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko stroke dan penurunan fungsi kognitif. Temuan ini berasal dari studi besar yang melibatkan lebih dari 30.000 orang dewasa di Amerika Serikat dan dipublikasikan dalam jurnal Neurology.

Penelitian ini menunjukkan bahwa efek buruk dari ultra-processed foods muncul terlepas dari pola makan sehat lainnya, seperti diet Mediterania, DASH, atau MIND. Ini berarti, seberapa sehat pun pola makan kita, jika masih mengonsumsi banyak makanan ultra-proses, kita tetap menghadapi risiko serius terhadap kesehatan otak.


Apa Itu Ultra-processed Foods?

Ultra-processed foods adalah jenis makanan yang mengandung bahan tambahan seperti perasa buatan, pengemulsi, dan pengawet. Makanan ini biasanya dibuat agar tahan lama dan mudah dikonsumsi. Contohnya termasuk:

  • Snack dalam kemasan
  • Minuman manis
  • Daging olahan seperti sosis
  • Makanan instan siap saji

Bahan-bahan dalam makanan ini jarang digunakan dalam masakan rumahan, sehingga menjadikannya sangat berbeda dari makanan segar atau alami.


Fakta Baru dari Studi REGARDS

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek REGARDS (REasons for Geographic and Racial Differences in Stroke). Para peserta berasal dari berbagai latar belakang etnis dan sosial ekonomi. Mereka diminta untuk melaporkan pola makan mereka melalui kuesioner standar, dan makanan dikategorikan berdasarkan sistem NOVA—dengan fokus pada NOVA1 (minim proses) dan NOVA4 (ultra-proses).

Hasilnya sangat jelas:

  • Setiap kenaikan 10% konsumsi ultra-processed foods berkaitan dengan:
    • 16% peningkatan risiko gangguan kognitif
    • 8% peningkatan risiko stroke
  • Sebaliknya, konsumsi lebih banyak makanan minim proses menurunkan risiko stroke dan gangguan kognitif hingga 12%.

Yang menarik, efek negatif ultra-processed foods lebih besar pada peserta berkulit hitam dibandingkan kulit putih dalam hal risiko stroke. Namun, efek terhadap penurunan kognitif tidak menunjukkan perbedaan rasial yang signifikan.


Mengapa Ini Terjadi?

Menurut Prof. W. Taylor Kimberly dari Harvard Medical School, riset ini menunjukkan bahwa bukan hanya kandungan gizi makanan yang penting, tapi juga tingkat pemrosesan makanan itu sendiri.

Meski seseorang mengikuti diet sehat seperti Mediterania, risiko tetap meningkat bila mereka tetap mengonsumsi makanan ultra-proses. Ini menunjukkan bahwa proses industri dalam pengolahan makanan memberi dampak negatif tersendiri pada otak, di luar aspek gizi makanan itu sendiri.


Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kabar baiknya: perubahan kecil dapat berdampak besar. Mengganti satu atau dua kali makan ultra-proses dalam seminggu dengan makanan segar bisa menurunkan risiko secara nyata.

Contoh penggantian sederhana:

  • Ganti mi instan dengan sup sayur segar buatan sendiri
  • Pilih buah segar alih-alih snack manis dalam kemasan
  • Ganti minuman manis dengan infused water atau teh tanpa gula

Meskipun penelitian ini bersifat observasional (belum membuktikan sebab-akibat), bukti yang ada cukup kuat untuk mendorong perubahan pola makan yang lebih baik.


Pesan untuk Kesehatan Publik

Penelitian ini memperkaya rekomendasi diet sehat yang sudah ada. Selama ini kita hanya menekankan pada kandungan gizi (lemak, gula, garam, dll), namun kini jelas bahwa cara pengolahan makanan juga perlu jadi perhatian utama.

Ke depan, kita membutuhkan kebijakan publik yang:

  • Mendorong produksi makanan dengan tingkat pemrosesan rendah
  • Memberi label jelas soal tingkat pemrosesan
  • Meningkatkan edukasi masyarakat tentang risiko makanan ultra-proses

Kesimpulan

Ultra-processed foods secara signifikan meningkatkan risiko stroke dan gangguan kognitif, terlepas dari seberapa sehat pola makan lainnya.

Dengan mengurangi konsumsi makanan ultra-proses, kita dapat mengambil langkah konkrit dan sederhana untuk melindungi otak kita dan menghindari penyakit serius di masa depan.

Jangan tunggu sampai terlambat—kurangi makanan ultra-proses dari sekarang!

Referensi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *