Shūkatsu: Penentuan Karir Masa Depan Calon Sarjana Negeri Sakura

Shūkatsu: Penentuan Karir Masa Depan Calon Sarjana Negeri Sakura

June 9, 2024 Education Japan 0
Shūkatsu: Penentuan Karir Masa Depan Calon Sarjana Negeri Sakura

Bagi para mahasiswa program S-1 di Jepang, tahun keempat perkuliahan bukan hanya tentang menyelesaikan mata kuliah dan mengerjakan tugas akhir. Pada awal tahun ke-4 ini, mereka akan menghadapi sebuah petualangan seru namun menegangkan: Shūkatsu. Ya, proses rekrutmen tahunan yang unik ini menjadi penentu masa depan para calon sarjana di negeri sakura.

Apa itu Shukatsu?

Shūkatsu (就活) adalah proses rekrutmen tahunan yang unik di Jepang di mana perusahaan merekrut mahasiswa yang akan lulus secara bersamaan setiap tahun. Kegiatan ini biasanya dimulai sekitar bulan Maret tahun ketiga perkuliahan dan berlangsung hingga bulan Februari tahun keempat. Uniknya, perusahaan-perusahaan di Jepang secara bersama-sama menyesuaikan diri dengan waktu penerimaan ini dan biasanya mulai menerima karyawan baru pada bulan April, bersamaan dengan peralihan semester baru di perguruan-perguruan tinggi seluruh Jepang.

Praktek shūkatsu di Jepang dimulai pada periode 1960an dan 1970an, ketika itu Jepang berada dalam periode “rapid industrialization” setelah Perang Dunia II berakhir. Situasi pasca perang telah mendorong kebutuhan yang sangat tinggi terhadap tenaga kerja berpendidikan. Perusahaan-perusahaan di Jepang berlomba-lomba untuk mendapatkan talenta-talenta cemerlang sedini mungkin. Hal ini mendorong mereka untuk “jemput bola” dan melakukan rekrutmen secara langsung di kampus-kampus. Memasuki tahun 1980an, Jepang mengalami apa yang disebut “Bubble Economy” yang malah membuat aktivitas shūkatsu semakin terstandar dan terstruktur. Terjadinya krisis finansial tahun 2008 dan pandemi COVID-19 tahun 2020 terbukti tidak membuat praktek shūkatsu ditinggalkan. Perkembangan teknologi Internet dan globalisasi lapangan kerja malah memberikan warna tersendiri dengan diadopsinya metode-metode online recruitment seperti pameran kerja virtual, wawancara online, dan proses onboarding secara digital.

Tahapan-tahapan Shūkatsu

Berikut adalah beberapa tahapan umum dalam proses shūkatsu:

  1. Riset Perusahaan: Mahasiswa meneliti perusahaan dan industri yang ingin mereka lamar. Mereka menghadiri pameran kerja, seminar karir, dan acara lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang perusahaan dan peluang kerja.
  2. Menyiapkan CV dan Surat Lamaran: Mahasiswa menyiapkan CV dan surat lamaran yang disesuaikan dengan setiap perusahaan yang mereka lamar. Mereka harus memastikan bahwa CV dan surat lamaran mereka ditulis dengan baik dan bebas dari kesalahan.
  3. Tes Tertulis: Banyak perusahaan mengadakan tes tertulis untuk menyaring pelamar. Tes ini biasanya menguji kemampuan matematika, verbal, dan pemecahan masalah.
  4. Wawancara: Mahasiswa yang lolos tes tertulis diundang untuk wawancara dengan perwakilan perusahaan. Wawancara ini biasanya untuk menilai kepribadian, minat, dan kesesuaian pelamar dengan perusahaan.
  5. Penawaran Kerja: Jika seorang mahasiswa diterima oleh perusahaan, mereka akan menerima penawaran kerja. Penawaran kerja biasanya mencakup gaji, tunjangan, dan tanggal mulai bekerja.

Seperti disentil di atas, mahasiswa yang mengikuti shūkatsu dan berhasil mendapatkan pekerjaan incarannya, biasanya akan mulai bekerja di perusahaan mereka setelah lulus pada bulan April berikutnya.

Aspek Kultural Shūkatsu

Aspek kultural dari shūkatsu mencakup sifat ritualistik dan homogenitas yang melekat padanya, mencerminkan nilai-nilai kolektif dalam masyarakat Jepang. Proses shūkatsu tidak hanya sekadar aktivitas pencarian pekerjaan, tetapi juga semacam “ritus peralihan” yang menandai transisi mahasiswa dari dunia akademik ke dunia profesional. Ketika melaksanakan shūkatsu, mahasiswa diharapkan untuk mengenakan pakaian formal yang seragam—biasanya setelan hitam dengan kemeja putih—yang melambangkan kesiapan mereka untuk menjadi bagian dari korporasi yang homogen dan terstruktur. Keseragaman ini mencerminkan nilai-nilai kerja tim dan harmoni sosial yang sangat dihargai di Jepang, di mana individu diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok dan berkontribusi pada kesuksesan kolektif. Ritualitas ini memperkuat identitas korporat dan mempertegas peran perusahaan sebagai pilar penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi Jepang.

Sumber terkait:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *