Membaca Genom Membangun Manusia

Membaca Genom Membangun Manusia

January 22, 2024 Bioinformatics 0
Membaca Genom Membangun Manusia

Perkembangan teknologi telah memungkinkan umat manusia untuk mengeksplorasi aspek-aspek kehidupan yang sebelumnya tidak terbayangkan. Salah satu terobosan terbesar adalah kemampuan membaca dan memahami genom manusia, yang menjadi peta dasar dari kehidupan kita. Dalam TEDTalk berjudul “How to Read the Genome and Build a Human Being,” Riccardo Sabatini dengan sangat menarik membawa audiens pada perjalanan mendalam untuk memahami kompleksitas kode kehidupan ini serta implikasinya bagi masa depan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.

Sabatini: Ibu adalah bagaikan sebuah “printer 3D”

Dalam presentasi TEDTalk yang dilaksanakan pada bulan Februari 2016 ini, Riccardo Sabatini dalam mengajak audiens untuk memahami kode kehidupan dan implikasinya bagi masa depan umat manusia. Ia memulai dengan analogi sederhana: ibunya sebagai “printer 3D” yang menciptakan dirinya dari tiga elemen – informasi genetik, bahan mentah (makanan), dan energi. Dari sini, Sabatini memfokuskan pembahasannya pada DNA, kristal kecil yang mengandung informasi penting untuk membangun tubuh manusia. DNA adalah informasi genetik tersebut.

Every time you see from now on a pregnant lady, she’s assembling the biggest amount of information that you will ever encounter. Forget big data, forget anything you heard of. This is the biggest amount of information that exists. 

DNA adalah molekul yang terdiri dari empat huruf kimia: A, T, C, dan G. Dalam tubuh manusia, terdapat sekitar tiga miliar huruf dalam DNA. Jika informasi ini dicetak, diperlukan 262.000 halaman untuk mencakup semuanya. Sabatini menunjukkan tumpukan halaman tersebut dengan memperlihatkan beberapa rak berisi buku-buku hasil cetakan seluruh kode DNA dari genom manusia untuk memberikan visualisasi konkret tentang kompleksitas kode genetik.

Sabatini berhasil memukau audiens dengan menunjukkan di panggung beberapa rak buku berisi cetakan lengkap kode DNA di genom manusia

Setiap individu memiliki sekitar lima juta huruf genetik yang membuatnya unik, sedangkan sisanya hampir identik dengan manusia lain. Agar audiens memperoleh gambaran nyata, Sabatini mengambil sebuah buku tebal dari rak, membagi tumpukan halamannya tepat di bagian tengah, dan menunjukkan bahwa tiap individu manusia DNAnya hanya memiliki keunikan sebanyak separuh buku tersebut, sisanya sama.

Every one of you — what makes me, me and you, you — is just about five million of these, half a book. For the rest, we are all absolutely identical. Five hundred pages is the miracle of life that you are. The rest, we all share it. So think about that again when we think that we are different. This is the amount that we share. 

Meski perbedaan tersebut kecil, mereka menentukan berbagai karakteristik individu seperti warna mata, tinggi badan, dan kerentanan terhadap penyakit tertentu. Sebagai contoh, perubahan hanya dua huruf pada DNA dapat menyebabkan cystic fibrosis, penyakit serius yang hingga kini belum memiliki obat.

This human is lucky, because if you miss just two letters in this position — two letters of our three billion — he will be condemned to a terrible disease: cystic fibrosis. We have no cure for it, we don’t know how to solve it, and it’s just two letters of difference from what we are. 

Kemajuan dalam Membaca dan Memahami Genom

Sejak pertama kali manusia berhasil membaca DNA pada 1950-an, kemajuan pesat telah dicapai. Salah satu tonggak penting adalah pembentukan perusahaan Human Longevity oleh Craig Venter dan Peter Diamandis pada 2014. Perusahaan ini menggunakan teknologi pembelajaran mesin (machine learning) untuk memahami hubungan antara genom (kode genetik) dan fenotip (karakteristik fisik dan biologis manusia). Dengan mengumpulkan data genetik dan fenotipik dalam jumlah besar, mereka bertujuan memecahkan kode yang menghubungkan gen dengan karakteristik manusia.

Prediksi Berdasarkan DNA

Dalam eksperimen mereka, Sabatini dan timnya berhasil memprediksi berbagai karakteristik manusia seperti tinggi badan, warna mata, warna kulit, usia, dan bahkan bentuk wajah. Meski prediksi ini belum sempurna, hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan berbasis data dapat memberikan wawasan yang luar biasa. Sebagai contoh, tinggi badan dapat diprediksi dengan akurasi lima sentimeter, dan warna kulit serta mata dengan akurasi 80%.

Hasil prediksi jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, usia, warna mata, warna kulit, dan bentuk wajah dari data DNA

Namun, tantangan besar muncul ketika mencoba memprediksi wajah manusia. Bentuk wajah melibatkan jutaan huruf genetik dan dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan. Untuk mengatasi ini, tim menggunakan model pembelajaran mesin yang kompleks untuk menganalisis data genetik dan mencocokkannya dengan struktur wajah.

Personalized Medicine: Masa Depan Kedokteran

Salah satu tujuan utama dari penelitian genom ini adalah kedokteran personal atau personalized medicine. Pendekatan ini memungkinkan perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu berdasarkan kode genetik mereka. Misalnya, dengan membaca DNA seseorang, dokter dapat menentukan risiko penyakit tertentu, merancang terapi yang lebih efektif, dan bahkan memahami bagaimana tubuh individu merespons obat tertentu.

Meski demikian, Sabatini menekankan bahwa penelitian ini masih dalam tahap awal. Saat ini, hanya sekitar 2% dari seluruh genom manusia yang benar-benar dipahami. Masih banyak buku dalam “perpustakaan kehidupan” yang harus diterjemahkan dan dipahami.

Implikasi Etis dan Sosial

Sabatini menggarisbawahi bahwa revolusi dalam genomik ini tidak hanya menyangkut sains dan teknologi, tetapi juga menyentuh aspek mendasar kehidupan manusia. Dengan kemampuan untuk membaca dan memodifikasi genom, umat manusia dihadapkan pada pertanyaan etis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya, apakah kita harus mengubah gen untuk mencegah penyakit? Bagaimana dampaknya terhadap konsep identitas manusia?

Diskusi tentang masa depan genomik ini, menurut Sabatini, harus melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti filsafat, seni, dan politik. Ini bukan hanya tanggung jawab ilmuwan, tetapi seluruh umat manusia untuk menentukan bagaimana teknologi ini akan digunakan.

Kesimpulan: Kode Kehidupan dan Masa Depan Umat Manusia

Sabatini mengakhiri dengan refleksi bahwa pemahaman tentang genom adalah langkah awal menuju masa depan di mana manusia dapat hidup lebih sehat dan lebih lama. Namun, ia juga mengingatkan bahwa perjalanan ini harus diimbangi dengan diskusi global tentang implikasinya. Keputusan yang diambil sekarang akan membentuk arah evolusi manusia dan sejarah selanjutnya.

Dengan memanfaatkan teknologi seperti pembelajaran mesin dan data genetik, Sabatini percaya bahwa umat manusia dapat membuka potensi penuh dari kode kehidupan. Tetapi, seperti halnya kemajuan teknologi lainnya, ini harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *