Ringkasan “Sapiens”: Bab 2 – Pohon Pengetahuan

Ringkasan “Sapiens”: Bab 2 – Pohon Pengetahuan

January 29, 2023 History 0
Ringkasan “Sapiens”: Bab 2 – Pohon Pengetahuan

Bayangkan seekor kera duduk di atas dahan pohon di Afrika sekitar 150.000 tahun yang lalu. Ia terlihat seperti manusia modern, tetapi otaknya masih berpikir seperti hewan lain. Jika dilempar ke zaman kita, ia tak akan bisa memahami uang, agama, atau hukum. Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi pada periode 70,000 hingga 30,000 tahun yang lalu: Revolusi Kognitif.

Dalam periode ini, Homo sapiens mulai berbicara bukan hanya tentang dunia nyata—makanan, bahaya, atau cuaca—tetapi juga tentang hal-hal yang tidak nyata: dewa, roh leluhur, mitos suku, dan aturan abstrak. Ini adalah kekuatan super kita. Apa dampaknya? Kolaborasi. Sementara spesies lain hanya bisa bekerja dalam kelompok kecil, manusia bisa membangun kerja sama dalam skala besar, karena mereka percaya pada cerita yang sama.

Namun, apa yang menyebabkan Revolusi Kognitif? Harari mengakui bahwa ini masih menjadi misteri. Teori paling populer adalah bahwa terjadinya mutasi acak di DNA Sapiens mengubah struktur otak mereka, memungkinkan kemampuan berpikir abstrak dan berbahasa kompleks. Ini adalah momen penting yang membedakan kita dari spesies manusia lain. Kata Harari:

“As far as we know, only Sapiens can talk about entire kinds of entities that they have never seen, touched or smelled.”

Excerpt From: Yuval Noah Harari. “Sapiens: A Brief History of Humankind.”

Bicara soal bahasa, sesungguhnya Homo sapiens bukan satu-satunya spesies yang mampu berbahasa. Simpanse, lumba-lumba, dan bahkan lebah memiliki sistem komunikasi untuk berbagi informasi tentang makanan, bahaya, atau pasangan. Namun, menurut Harari, keunikan bahasa Sapiens terletak pada kemampuannya untuk berbicara tentang hal-hal yang tidak nyata. Kita bisa berbagi mitos, legenda, dan gagasan abstrak yang tidak terikat dengan dunia fisik. Hal ini memungkinkan manusia membangun kerja sama dalam skala besar, mempercayai aturan, uang, dan agama yang hanya ada dalam imajinasi kolektif. Inilah yang membuat Homo sapiens mampu mengorganisir peradaban yang kompleks dan mendominasi dunia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *